YAYASAN ASY SYAHIDAH TAUHID "RUMAH SINGGAH - TAHFIDZUL QUR'AN" , Bank Sumut Cab. Tembung Rek. 109.02.04.014299-9 an. Yayasan As Syahidah Tauhid

AKTE NOTARIS : NO. 25 TANGGAL 30 JUNI 2008,NIDA HUSNA SH. NSM : 4 1 2 1 2 1 0 1 7 5 0 1, NPWP : 31.320.826.6-125.000
Computer Tips Download
KONFIRMASI SEDEKAH SMS 087766100854(Konfirmasi Anda Sangat Kami Butuhkan)

Belajar Al Qur'an OnLine

Sabtu, 30 April 2011

Tips Menghafal Al Qur'an



Umat  Islam di Indonesia dewasa ini, terutama para muslimahnya,  banyak yang mengaku kesulitan untuk menghafal Al Qur’an. Sehingga Perlu tips yang jitu untuk mempermudah menghafal Al Qur’an.

Rasulullah Saw mengibaratkan seorang muslim yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun seperti rumah yang kumuh lagi mau runtuh.  Beliau bersabda: “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (HR. At Tirmidzi).

Keutamaan Menghafal Al Qur’an

Mengenai keutamaan menghafal Al Qur’an, banyak sekali hadits yang menjelaskannya, diantaranya: Pertama, Al Qur’an akan menemani orang yang menghafalnya taktala keluar dari kubur. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah Saw bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Qur’an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur’an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Qur’an berkata; “saya adalah kawanmu, Al Qur’an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”. Kemudian di jawab, “karena anakmu hafal Al Qur’an. “Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil).
»»  READMORE...

SANG “DAJJAL KECIL” SAI BABA TELAH MENINGGAL

 by Perdana Akhmad S.Psi

Guru “spiritual” India Sri Sathya Sai Baba, yang dihormati oleh jutaan pengikutnya sebagai dewa yang hidup, mati Minggu ini (24/4) di sebuah rumah sakit di India selatan. Sai Baba mati dalam usia 86 tahun.
Sai Baba, yang dirawat di rumah sakit di kota kelahirannya Puttaparti sebulan lalu, mati karena kegagalan organ tubuh, media mengatakan.
Konon pengikutnya diperkirakan berjumlah enam juta, termasuk politisi atas India, konglomerat bisnis dan para bintang Bollywoods.
Sai Baba, dengan rambut keritingnya yang khas dan selalu berpakaian jubah saffrone sebagai trade marknya, menjalankan sekolah dan rumah sakit lewat orang-orang kepercayaannya di berbagai negara.
Dia dilaporkan memiliki kekuatan mistik termasuk bisa mengeluarkan emas dari tangannya. Ia mengklaim dirinya memiliki tenaga paranormal dan dapat melakukan mujizat. Dua mujizat kesukaannya adalah mematerialisasikan abu untuk para orang yang miskin dan mematerialisasikan permata untuk orang yang kaya.
Namun banyak orang yang melihat “kesaktian” yang dimiliki Sai Baba, menyatakan bahwa kesaktiannya itu tidak lain adalah tricks seorang penyulap belaka, tidak lebih.
Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan kematian Sai Baba merugikan semua orang. Para pengikutnya, termasuk para hakim dan birokrat atas, diharapkan akan ikut ambil bagian dalam ritus terakhir pemakamannya, kata media.
»»  READMORE...

KEPERLUAN KEPADA ALLAH KOK MUSIMAN..????


Tuhan adalah segala-galanya. Kalau bukan karena Tuhan, tiada segala-galanya. Ada segala-galanya karena Dia yang menjadikan.Tuhan mengadakan sesuatu, baik itu di dunia atau di akhirat pasti ada maksudnya, hikmahnya, bukan asal-asalan, dan juga bukan sia-sia.
Setiap mahluk yang diciptakanNya ada peraturannya, ada caranya sendiri dan ada sistemnya sendiri. Malaikat ada sistemnya, jin ada sistemnya, manusia sendiri ada sistemnya dan semua ada sistemnya. Setiap makhluk mengikuti apa-apa peraturan dan sistemnya. Siapa yang tidak mengikut peraturan yang Tuhan sediakan pasti binasa, baik dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Bahkan jika tidak mengikut sistem, dunia pasti binasa atau kiamat, setelah planet-planet tidak mengikut peraturan yang Tuhan buat.
Setiap makhluk, peraturan, sistem, gerak-gerik baik fisik ataupun rohani, pendengaran, pengelihatannya walaupun sebesar atom tidak lepas dari kuasaNya dan kehendakNya. Kemudian, kemana makhluk itu akan pergi? Kemana tujuan akhirnya? Apa nasibnya sesudah mati? Semua itu tidak terlepas dari ketentuan Tuhan itu sendiri.
»»  READMORE...

Jumat, 29 April 2011

JANGAN MENOLAK KEBENARAN..,SIAPAPUN DIA YANG BAWA!!!

Kebenaran mutlak datangnya dari Allah azza wa jalla. Karena itu al-haq (kebenaran)  tidak diambil kecuali dengan petunjuk kitab Allah dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dan sepantasnya orang-orang yang sudah menerima al-haq , hendaknya mereka menerima dan mengikutinya.
Allah telah memuji orang-orang yang beriman karena mereka mengikuti al-haq dalam firman-Nya :
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar, sama dengan orang yang buta ? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran” (Qs. ar-Ra’du:19)
»»  READMORE...

MARTABAT WALI

Ar-Risalah Al-Aqrabiyat Fi Nubuwwat Wa Risalat Wa Wilayat Wa Qutbaniyat

ADALAH terkenal di kalangan Para Wali dengan tingkatan kedudukannya di Alam
Ruhaniyah iaitu suatu yang berupa hirarki tingkatan dan kuasa keruhanian. Tingkatan kekuasaan yang tertinggi yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan hanya kepada satu hamba sahaja dan dia takkan digantikan kecuali dia wafat. Mereka di gelarkan dengan gelaran Qutub karana telah mencapai maqam Qutbaniyat yakni maqam yang khas dikalangan Para Wali. Perumpamaan yang dapat hamba berikan adalah Para Wali itu diibaratkan seperti Para Nabi dan Para Qutub itu pula diibaratkan seperti Para Rasul di kalangan Ummat Muhammadiyah ini. Wallahu A’lam.
»»  READMORE...

Kitab Sirrul Assrar-Syeikh Abdul Qadir Jailani (1)

Sahabat-sahabatku yang dikasihi. Hati kamu adalah seumpama cermin yang berkilat. Kamu mesti membersihkannya daripada debu dan kekotoran yang menutupinya. Cermin hati kamu itu telah ditakdirkan untuk memancarkan cahaya rahsia-rahsia Ilahi.

Bila cahaya dari “ Allah adalah cahaya bagi semua langit dan bumi… ” mula menyinari ruang hati kamu, lampu hati kamu akan menyala. Lampu hati itu “berada di dalam kaca, kaca itu sifatnya seumpama bintang berkilau-kilauan terang benderang…”
Kemudian kepada hati itu anak panah penemuan-penemuan suci akan hinggap. Anak panah kilat akan mengeluarkan daripada awan petir maksud “bukan dari timur atau barat, dinyalakan dari pohon zaitun yang diberkati…” dan memancarkan cahaya ke atas pokok penemuan, sangat tulen, sangat lutsinar sehingga ia “memancarkan cahaya walaupun tidak disentuh oleh api”.
»»  READMORE...

SEDEKAH ITU INDAH


Dalam sebuah hadis diriwayatkan terjadi dialog antara Rasulullah dengan para sahabatnya, nabi bersabda ” Takala bumi diciptakan Allah, bumi ini sungguh terguncang dan bergetar hebat. Allah kemudian menancapkan gunung-gunung sebagai paku bumi sehingga bumi ini kokoh. para malaikat dengan penuh kekaguman kemudian bertanya kepada Allah, yang dalam dialog sederhana tergambar berikut ini :
‘Wahai Tuhan Kami, adakah dari ciptaan-Mu yang lain yang lebih dahsyat dari gunung ini?’
‘ada, yaitu besi. Sebab besi sanggup menembus gunung,’ Allah menjawab.
Malaikat penasaran.
»»  READMORE...

Kamis, 28 April 2011

SAKARATUL MAUT


Kematian akan menghamipiri  semua manusia. Prses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut.
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”[2].
Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Allah:
»»  READMORE...

Rabu, 27 April 2011

SEJARAH PENDIDIKAN AL QUR'AN ASY SYAHIDAH TAUHID


Berdirinya Pendidikan Al Qur'an AS SYAHIDAH TAUHID bermula dari keprihatinan para orang tua dan para pengurus pengajian anak-anak di wilayah DELI SERDANG-MEDAN yang tergabung dalam KPA (Koordinator Pengajian Anak-anak) sebuah organisasi di bawah MAJELIS DZIKIR AT -TAUHID mengenai semakin surutnya pengajian anak-anak di wilayah ini. Salah satu sebab adalah karena pengajian anak-anak yang ada di deliserdang masih di kelola secara tradisional. Yang dimaksud tradisional adalah pengajian dikelola oleh beberapa orang, bertempat di Masjid, Mushola atau Rumah tanpa ada sistem administrasi, keuangan dan lain-lain. Sehingga perlu diadakan suatu pengajian anak-anak yang dikelola secara profesional, yang sesuai dengan tuntutan zaman.
»»  READMORE...

MEMBACA TETAPI TIDAK MENGAMALKAN AL QUR'AN

Suatu malam Rasulullah SAW berbisik kepada Aisyah Ra: "Apakah kamu rela pada malam giliranmu ini aku beribadah?".
Jawab aisyah, "Aku sungguh senang berada di sampingmu ya Rasulullah, tetapi akupun rela dengan apa yang engkau sukai."Rasulullah kemudian bangkit untuk berwudhu lalu beliau sholat sambil menangis tersedu sedu sampai membasahi lantai.
»»  READMORE...

SHOLAT KUSYUK

Mengenai bagaimana cara meraih sholat khusu', imam Ghozali memberikan uraian yang cukup panjang mengenai hal ini. Tetapi jangan berusaha dengan cara yang menggebu-gebu untuk bisa khusyu', karena keinginan khusyu' yang berlebihan itu merupakan hawa nafsu.

Ibnu Athaillah as-Sakandary memberikan solusi "Jika anda ingin khusyu' dalam sholat, kemudian anda khusyu'kan, anda akan kesulitan khusyu'. Keridhoan anda dan kerelaan anda, bahwa saat itu Allah belum mentakdirkan khusyu' malah bisa
membuka pintu kekhusyu'an. Jadi tawakkal dan ridho itu harus menyertai ibadah anda.
»»  READMORE...

KENDALIKAN SUASANA HATI....

Kuncinya ternyata terletak pada keterampilan kita dalam mengendalikan suasana hati. Bagaimana caranya? Salah satu cara yang paling efektif adalah, manakala berhubungan dengan sesama manusia, jangan sekali-kali kita sibuk mengingat-ingat kata-katanya yang pernah terdengar menyakitkan. Jangan pula kita sibuk membayangkan raut mukanya yang sedang marah dan sinis, yang pernah dilakukannya di hari-hari yang telah lalu.
Begitu hati dan pikiran kita mulai tergelincir ke dalam perasaan seperti itu, cepat-cepatlah kendalikan. Segera, alihkan suasana hati ini dengan cara mengenang segala kebaikan yang pernah dilakukannya terhadap kita, sekecil apa pun. Ingat-ingatlah ketika ia pernah tersenyum kepada kita. Kenaglah jabat tangannya yang begitu tulus atau rangkulannya yang begitu penuh persahabatan. Atau, bukankah tempo hari ia pernah menawarkan untuk mengantarkan kita pulang dengan motornya ketika kita tengah berdiri meninggu bis kota?
Pendek kata, ingat-ingatlah hanya hal-hal yang baik-baiknya saja, yang dulu pernah ia lakukan, seraya memupus sama sekali dari memori pikiran kita segala keburukan yang mungkin pernah ia perbuat.
Allah Azza wa Jalla sungguh Maha Kuasa membolak-balikkan hati hamba-hamba-Nya. Kita akan kaget sendiri ketika mendapati hasilnya. Betapa cepatnya hal ini berubah justru sesudah kita berjuang untuk mengubah segala sesuatu yang buruk menjadi tampak baik.
»»  READMORE...

Selasa, 26 April 2011

BANTUAN DANA


DASAR PEMIKIRAN

Assalamu’alaikum Wr Wb

Tatkala keinginan tulus terbesit  di qolbu seorang Hamba, niscaya Allah akan menunjukan jalanNya. Berangkat dari keinginan dan keprihatinan seorang Hamba Allah terhadap sekelompok anak bangsa yang beragama Muslim di Indonesia, khususnya di kota Medan – Deli Serdang dan sekitarnya, yaitu anak – anak jalanan, anak yatim, miskin, anak – anak putus sekolah, maka kami yang bersimpati sangat menginginkan untuk membina dan mendidik mereka dan berinisiatif MENGETUK PINTU HATI para kaum Muslimin dan Muslimat dimana saja berada untuk juga turut serta bersama memberikan Partisipasi dengan sentuhan Kasih Sayang seraya menuntai Tali Silahturahim agar Perjuangan Hamba Allah ini dapat mencapai puncaknya meraih cita – cita dan Ridho Allah Swt. Sama – sama kita ketahui bahwa di kota Medan sebagai kota yang Realigi dan dihuni oleh penduduk yang Mayoritas Muslim.
»»  READMORE...

Senin, 25 April 2011

TAFAKUR



“Manusia adalah rahasiaKu dan Aku adalah rahasianya. Pengetahuan batin mengenai ilmu batin (‘ilm batin) adalah relung rahasiaKu. Jika Kumasukkan pengetahuan ini ke dalam hati hambaKu yang saleh, takkan ada yang dapat mengetahui keadaannya kecuali Aku”. (Hadits Qudsi)

Pengetahuan ilmu batin (yang tak mengenal huruf dan suara) diperoleh dengan terus menerus membaca kalimat tauhid, dengan lidah dan hatinya. Hatinya telah masuk ke dalam cahaya Ilahi melalui cahaya tauhid. Dan, satu-satunya cara untuk mencapai tujuan itu adalah tafakur, suatu laku yang jarang dijalankan kaum awam. Rasulallah saw bersabda,“Tafakur sesaat lebih utama daripada ibadah seribu tahun.”
Tafakur mengenai makrifat, yang disertai tekad kuat untuk mengenal Allah swt dianggap lebih utama daripada seribu tahun ibadah. Sebab tafakur seperti itu adalah pengetahuan sejati. Dan, pengetahuan sejati adalah maqam tauhid.
Pada maqam seperti ini, tak ada pengungkapan rahasia, karena pengyingkapan rahasia ketuhanan dianggap sebagai kemaksiatan. Berbagai keajaiban yang ia tampilkan membuktikan ketinggian derajatnya. Namun, semua mukjizat itu tak ada kaitannya dengan maqam ruhaninya.
Dalam kitab berjudul Mirshad” dikatakan, “Karamah atau kemampuan menampilkan sesuatu yang luar biasa merupakan hijab yang membuat seseorang lengah akan keadaan dirinya. Karena itu, saat-saat kemunculan karamah dianggap seperti masa-masa haid pada kaum wanita. Para wali, yang merupakan kekasih Allah, harus melewati sekurang-kurangnya seribu anak tangga. Di antara anak tangga yang pertama adalah karamah. Jika dapat melewatinya, ia dapat mendaki anak tangga lainnya. Jika tidak, langkahnya terhenti di sana.”
Kemampuan luar biasa, seperti melihat tanda-tanda keberadaan Allah – manifestasi sifat-sifatNya, ketunggalan dalam kemajemukan, hakikat di balik penampakan – dan kedekatan kepada Sang Pencipta merupakan buah amal saleh dan keikhlasan ibadah. Tetapi, semua itu masih berkaitan dengan kehidupan ragawi, dari ujung kaki hingga ke langit.
»»  READMORE...

Bukti adanya Keberadaan Allah SWT



Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.
Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka.
Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?”
Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.
“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata.
Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh.
Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?”
Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.
“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.
“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh.
Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”
“Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.
“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak.
Orang banyak berkata, “Tidak!”
“Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata.
Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?
Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?
Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).
Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.
Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!
Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.
Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.
Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 8 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.
Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]
Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]
Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah:58-59]
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” [Al Waaqi’ah:63-64]
“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]
Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah:
“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73]
Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta

»»  READMORE...

IMAM MAHDI

Imam Mahdi Menurut Syaikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi

Syekh al-Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi qs, di dalam salah satu karya magnum opusnya, Futuhat al-Makkiyyah mengatakan, “Ketahuilah bahwa al-Mahdi as itu pasti keluar, namun ia tidak akan keluar kecuali apabila dunia sudah penuh dengan kezaliman dan dialah yang akan melenyapkan kezaliman itu dan menggantikannya dengan keadilan.
Imam Mahdi berasal dari keturunan Rasulullah Saw, dari putra Fatimah as. Kakeknya adalah Husain bin Ali as dan ayahnya adalah Imam Hasan al-Askari bin Ali al-Naqi bin Muhammad al-Taqi bin Imam Ali al-Ridha bin Imam Musa al-Kazhim bin Imam Ja’far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam Ali bin Abi Thalib as.
Namanya sama dengan nama Rasulullah Saw. Dia dibaiat oleh kaum muslimin di antara Rukun dan Maqam (keduanya ada di dalam lingkungan Masjidil Haram, Makkah). Rupanya mirip dengan rupa Rasulullah Saw dan orang yang paling berbahagia dengan kedatangan Imam Mahdi ini adalah penduduk Kufah. Dia membagi-bagikan harta dengan adil.
Khidir as berjalan di mukanya. Dia hidup (memerintah) selama 5 tahun atau 7 tahun atau 9 tahun. Dia bakal membuka kota Roma dengan 70.000 kaum muslimin. Dengannya Allah mengembalikan kemuliaan Islam yang telah pudar.
Dia akan menghapus segala macam pajak, dan menyeru ke jalan Allah dengan pedang (dengan tegas). Siapa yang mengikuti seruannya selamat dan siapa yang membangkang akan dibunuh. Dia menghukum dengan hukum agama yang murni. Dalam banyak masalah, dia berbeda dengan mazhab-mazhab yang sudah dikenal.”
Muhyiddin Ibn ‘Arabi melanjutkan : “Sesungguhnya apabila al-Mahdi sudah keluar maka seluruh kaum muslimin menjadi gembira, baik para pemuka maupun orang-orang awam. Ia mempunyai pembantu-pembantu yang membantunya menegakkan dakwahnya. Mereka adalah para wazir yang melaksanakan segala urusan pemerintahan dan membantunya dalam segala urusan yang dipercayakan oleh Allah kepadanya.
Pada masanya, Allah swt menurunkan Nabi Isa as, yaitu di Menara Putih, arah Timur dari kota Damaskus. Nabi Isa as dibawa oleh 2 malaikat, di sebelah kanan dan di sebelah kirinya. Saat itu orang-orang sedang melaksanakan shalat Ashar…”
Di bagian lain kitab Futuhat-nya, Syekh Ibn ‘Arabi mengatakan : “Allah telah mengangkat beberapa orang wazir untuk al-mahdi yang disembunyikan Allah baginya di Alam Ghaib. Maka tidaklah ia mengerjakan sesuatu pekerjaan melainkan lebih dulu ia bermusyawarah dengan mereka. Para wazir itu tidak lebih dari 9 orang dan tidak kurang dari 5 orang.”
Juga disebutkan di dalam kitab Futuhat : “Al-Mahdi berpedoman dengan syariat Muhammad Saw yang diilhamkan oleh malaikat kepadanya. Ia menetapkan hukum dengan syariat tersebut, seperti yang disebutkan di dalam salah satu hadis tentang al-Mahdi : “Dia itu mengikuti sunnahku”
»»  READMORE...

KITA RENUNGKAN SAUDARAKU.......


Sayyidina ‘Ali r.a., pernah berwasiat:

“Ketahuilah, anakku, bahwa engkau diciptakan untuk akhirat bukan untuk dunia ini. Engkau dilahirkan untuk mati dan tidak untuk hidup selama-lamanya. Keberadaanmu di dunia hanyalah untuk sementara. Engkau hidup di tempat yang penuh kehancuran. Tempat dimana engkau sibuk bersiap dan berbekal untuk akhirat. Engkau berada diatas jalan (menuju akhirat). Kematian mengikutimu. Engkau tak dapat melarikan diri darinya…”
Dan Allah ta’ala telah berfirman melalui lisan Nabi yang umiy: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (maka) Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul- Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki- Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadiid: 20-21)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? ” (QS. Al-An’aam: 32)
akhirulkata mohon maaf bila ada yang tidak berkenan semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menambahkan pemahaman kepada kita semua dan menambahkan nikmat iman dan persaudaraan di antara kita,
Sayyid Murtadha Muttahari
Ketika Singa Tuhan Imam Ali hadir di sebuah majlis Seseorang melontarkan kutukan pada dunia Haidar menjawab, “Dunia, Nak, bukan untuk dikutuk”
Celakalah kau jika mengucilkan diri dari hikmah Dunia ini seisinya adalah hamparan ladang Untuk didatangi siang dan malam Segala yang memancar dari martabat dan kekayaan iman Seluruhnya dari dunia ini
Buah hari esok adalah kembang dari benih hari ini Orang yang ragu akan merasakan pahitnya buah penyesalan
Dunia ini adalah tempat terbaik bagimu Di dalamnya bekal di hari kemudian dapat kausiapkan Pergilah ke dunia, namun jangan dalam hawa nafsu tenggelam Dan siapkan dirimu bagi dunia yang lain
Jika demikian, maka dunia itu akan pantas bagimu Berkariblah dengan dunia, demi tujuan semua itu
»»  READMORE...

SIH BAKHIL ALIAS MEDIT YANG MERUGI.....

Allah Subhaanahu wa Taala berfirman, artinya: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah:34).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidaklah ada satu hari, di mana para hamba dapat berpagi-pagi di dalamnya kecuali akan turun dua malaikat (ke muka bumi). Salah seorang di antara keduanya berkata, “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang bersedekah.” Sedangkan yang satu lagi berkata, “Ya Allah, musnahkanlah harta orang yang menahan hartanyatak mau bersedekah.” (HR. Bukhârî).
Cermatilah hadits di atas! Malaikat pertama memohon kepada Rabbnya dengan berkata, “Ya Allah, siapa saja yang menyedekahkanhartanya, gantilah sedekahnya dengan sesuatu yang lebih baik.” Sedangkan malaikat lainnya menyeru kepada Rabbnya, “Ya Allah, siapa saja yang pelit terhadap hartanya dan tidak mau bersedekah, musnahkanlah hartanya.”
Bayangkanlah, seandainya harta Anda melimpah! Jika Anda kikir kepada Allah dengan harta Anda, pada hakikatnya Anda tidaklahberbuat kikir kepada Allah, Dan siapa saja yang kikir, sesungguhnya ia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allahlah Yang Mahakaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan- Nya.” (QS. Muhammad: 38).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Berinfaklah dan janganlah kamu menghitung-hitung hartamu, karena Allah juga akan menghitung-hitung rezeki-Nya untukmu. Dan janganlah engkau bakhil dengan hartamu, karena Allah juga akan bakhilkepadamu.” (HR. Bukhârî).
Sesuatu yang sangat mungkin terjadi adalah, pada suatu hari, Anda atau anak Anda akan tertimpa musibah. Atau, Anda akan kehilangan sesuatu yang Anda miliki. Oleh karena itu, sedekahkanlah harta Anda pada jalan yang benar, dan Allah yang akan melipatgandakannya.
»»  READMORE...

MARI RAIH PAHALA DAN KEBAJIKAN

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB


Bayarkan Zakat Infaq Dan Shadaqah Anda Melalui Pesantren YAYASAN AS - SYAHIDAH TAUHID. Kami Akan Menyalurkannya Untuk Pembiayaan Santri Yang Kurang Mampu (Fakir Miskin). Sebesar apapun bantuan yang anda berikan kami ucapkan banyak terima kasih sebelumnya. Semoga Allah membalas kebaikan anda dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amiiin.

Rekening

BANK BRI CAB. 1092 KCP TEMBUNG NO. REK. 1092 - 01 - 001112 - 50 - 7


Melalui nomor rekening ini juga dibuka kesempatan bagi Dermawan dan Donatur untuk membantu perjuangan Pesantren dalam hal Pembangunan, Pendidikan atau Pembebasan Tanah wakaf.
Konfirmasi

Setelah transfer, mohon konfirmasi ke salah satu nomor dibawah ini:

HP. 0852 9618 9700 - 0819 3427 5083 - 0813 9625 6583

WASSALAM. TERIMAKSIH ATAS SEGALA PERHATIANNYA
SYEKH KHOLIDI AL FAQIR, MAS JO
»»  READMORE...

Minggu, 24 April 2011

TUJUAN HIDUP

Tujuan hidup manusia sudah jelas adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana sering kita ucapkan dalam doa :

"Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasanah, waqinaa adzabannar".

Untuk mendapatkan kebahagiaan dunia telah diuraikan di depan, adalah berusaha untuk menjadi Ahsani Taqwim dan Khalifah fil Ardhi, namun untuk kebahagiaan akherat perlu kita teliti lebih jauh.

Batas kehidupan akherat adalah kematian, sebagaimana firman Allah SWT :

"Setiap yang berjiwa pasti merasakan mati." (Q.S Ali Imran : 185)

Kalau kita bicara tentang suatu kepastian maka mati adalah suatu hal yang pasti kita alami semua, namun pertanyaan berikutnya adalah sesudah mati, kita akan kemana?

Kembali lagi Al Quran memberi petunjuk sesunguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.

"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." (Q.S Al Baqarah:156)

Pertanyaan berikutnya, apa benar kita akan kembali ke sana, bagi para pemikir yang kritis akan bertanya bagaimana caranya (metodenya). Kita sadari bahwa diri kita bisa dibedakan atas dua bagian utama yaitu unsur fisik dan metafisik (jasad dan ruhani).

Jasad yang dikubur itu akan mengalami pembusukan/pelapukan dan tentu saja akan terurai menjadi unsur-unsur benda mati kembali.

Apa benar ruhani kita kembali kepada Tuhan, ternyata ada syaratnya, Jiwa yang diterima atau dipanggil Allah ada kriteria dan batasannya seperti yang diungkapkan ayat Al Quran berikut :

"Hai jiwa yang tenang (suci). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridla lagi diridlai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hmaba-Ku, dan masuklah ke dalam syurgaku." (Q.S Al fajr:27-30)

Bagaimana caranya mendidik jiwa agar dapat naik tingkat ke arah yang lebih tingi, caranya tidak lain adalah sebagaimana dalam Firman Allah yaitu :

"Beruntunglah manusia yang membersihkan jiwa dengan berdzikir (mengingat) nama Tuhannya dan mendirikan shalat." (Q.S Al A'la :14-15)

Dengan kata lain manusia bisa membersihkan/mensucikan jiwanya yaitu dengan cara MENGUNDANG YANG MAHA SUCI KE DALAM JIWA/HATINYA dengan cara menyebut nama-Nya (BERDZIKIR) dengan METODE/teknologi Al Quran /THARIQAT, sebagaimana diperintahkan Allah SWT :

"Dan bahwasannya jikalau mereka berjalan lurus di atas jalan (metode) yang benar, niscaya akan Kami turunkan hujan (Rahmat) yang lebat kemenangan/nikmat yang banyak)" (Q.S Al Jin : 16)
»»  READMORE...

PENDIDIKAN PESANTREN

Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu, proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Disinilah letak afinitas dari paidagogik, yaitu membebaskan manusia secara konfrehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai sesuatu yang mengikat kebebasan seseorang.
Hal ini terjadi jika pendidikan dijadikan instrumen oleh sistem penguasa yang ada hanya untuk mengungkung kebebasan individu. Secara memis pendidikan yang ada di Indonesia adalah sebagian kecil yang terdesain dan terorganisir oleh bingkai sistem. Gambaran sistem semacam itu merupakan bentuk pemaksaan kehendak dan merampas kebebasan individu, kesadaran potensi, beserta kreativitas bifurkasi. Maka pendidikan telah berubah menjadi instrumen oppressive bagi perkembangan individu atau komunitas masyarakat
Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena dari sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai maturasi nilai-nilai kehidupan. Ketika melihat dari salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU RI SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Sedangkan menurut Widagdho, manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi. Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual (2001: 8).
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:
يرفع الله الدين امنوا منكم والدين اوتواالعلم درجت
Artinya :
Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Depag RI, 1974: 911).
Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Buktinya dengan penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap pergantian roda kepemimpinan. Maka dalam hal ini sistem pendidikan nasional masih belum mampu secara maksimal untuk membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan pendidikan.
Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud.
Karena itu, sejak lima dasawarsa terakhir diskursus diseputar pesantren menunjukkan perkembangkan yang cukup pesat. Hal ini tercermin dari berbagai focus wacana, kajian dan penelitian para ahli, terutama setelah kian diakuinya kontribusi dan peran pesantren yang bukan saja sebagai “sub kultur” (untuk menunjuk kepada lembaga yang bertipologi unik dan menyimpang dari dari pola kehidupan umum di negeri ini) sebagaimana disinyalir Abdurrahman Wahid (1984 : 32) Tetapi juga sebagai “institusi kultural” (untuk menggambarkan sebuah pendidikan yang punya karakter tersendiri sekaligus membuka diri terhadap hegemoni eksternal).
Dikatakan unik, karena pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang khas yang hingga saat ini menunjukkan kemampuannya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman dengan kemajemukan masalah yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, Ia telah memberikan andil yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan Bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat.
pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat dalam perjalanan kehidupan Indonesia sejak ratusan tahun yang silam, ia adalah lembaga pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai lembaga unik dan punya karakteristik tersendiri yang khas, sehingga saat ini menunjukkan kapabilitasnya yang cemerlang melewati berbagai episode zaman dengan pluralitas polemik yang dihadapinya. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, pesantren telah banyak memberikan andil dan kontribusi yang sangat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan terhadap masyarakat serta dapat menghasilkan komunitas intelektual yang setaraf dengan sekolah gubernemen.
Oleh karena itu tak mengherankan bila pakar pendidikan sekalas Ki Hajar Dewantoro dan Dr. Soetomo pernah mencita citakan model system pendidikan pesantren sebagai model pendidikan Nasional. Bagi mereka model pendidikan pesantren merupakan kreasi cerdas budaya Indonesia yang berkarakter dan patut untuk terus dipertahan kembangkan.
Menurut Nur Cholis Madjid, Seandainya Indonesia tidak mengalami penjajahan, maka pertumbuhan sistem pendidikan Indonesia akan mengikuti jalur pesantren sebagaimana terjadi di Barat yang hampir semua universitas terkenal cikal bakalnya adalah perguruan perguruan yang semula berorientasi keagamaan semisal univ. Harvard. Sehingga yang ada bukan UI, ITB, UGM, UNAIR dan lain sebagainya, tetapi mungkin Univ. Tremas, Univ. Krapyak, Tebuireng, Bangkalan dan seterusnya.
Yang menarik untuk ditelaah adalah mengapa Pesantren --baik sebagai lembaga pendidikan maupun lembaga sosial-- masih tetap survive hingga saat ini ? Padahal sebelumnya banyak pihak yang memperkirakan pesantren tidak akan bertahan lama ditengah perubahan dan tuntutan masyarakat yang kian plural dan kompetitif, bahkan ada yang memastikan pesantren akan tergusur oleh ekspansi sistem pendidikan umum dan modern.
Tak kurang dari Sutan Ali Syahbana yang mengatakan bahwa sistem pendidikan pesantren harus ditinggalkan, menurutnya mempertahankan sistem pendidikan pesantren sama artinya dengan mempertahankan keterbelakangan dan kejumuan kaum muslimin Ada juga yang dengan sinis menyebutkan sistem pendidikan pesantren hanyalah fosil masa lampau yang sangat jauh untuk memainkan peran di tengah kehidupan global.
Penilaian psimis ini bila dilacak muncul dari ketidak akuratan melihat profil Pesantren secara utuh, artinya memang melihat pesantren “hanya sebagai lembaga tua dengan segala kelemahannya” tanpa mengenal lebih jauh watak watak barunya yang terus berkembang dinamik, akan selalu menghasilkan penilaian yang simplifikatif atau bahkan reduktif.
Dari sinilah peneliti tergelitik untuk melakukan penelitian terhadap pendidikan pondok pesantren tradisional dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia dalam rangka mencari sesuatu yang belum tersentuh dan tidak terfikirkan oleh sistem pendidikan Islam di Indonesia.
Penelitian ini bergulat dengan refleksi pendidikan Islam di Pondok Pesantren tradisional dalam bentuk deskriptif. Salah satu tujuannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam di dunia ini serta meciptakan pemahaman pendidikan Islam yang lebih progresif konstekstual sehingga mampu menjawab tantangan zaman.

»»  READMORE...

hafidz qur'an s.ar rahman.avi

»»  READMORE...

hafidz qur'an s. yasin.avi

»»  READMORE...

AHLI ZUHUD & DERMAWAN

http://sufimudaakhirzaman.blogspot.com/


Abu Martsad rah. a. adalah seorang dermawan yang terkenal. Pada suatu ketika, datanglah seseorang kepadanya dan membaca beberapa bait syair untuk memujinya ( memuji orang yang dermawan adalah cara untuk meminta kepadanya). Abu Martsad rah. a. berkata kepada laki-laki itu, "Pada saat ini, aku tidak memiliki sesuatu apa pun yang dapat aku berikan kepadamu. Tetapi aku dapat menolongmu dengan cara yang dapat engkau lakukan, yaitu pergilah engkau kepada Qadhi dan menyatakan kepadanya bahwa aku mempunyai utang sebesar 10.000 dirham. Aku juga akan menyatakan hal itu di hadapan Qadhi, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
                "Janji adalah utang."

Kemudian qadhi itu akan mengirimku ke penjara, dan keluargaku akan berusaha mencari uang untuk menebusku." Kemudian, laki-laki tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Abu Marstad rah.a., sehingga Abu Martsad rah.a. dikirim ke penjara, dan keluarganya mengumpulkan sejumlah uang untuk menebusnya. Uang tersebut mereka berikan kepada Qadhi pada sore harinya. Akhirnya, laki-laki itu mendapatkan uang sebesar sepuluh ribu (dirham atau dinar), dan Abu Martsad rah.a. pun dibebaskan. ( Kitab Ithaf )
»»  READMORE...

Sabtu, 23 April 2011

WASIAT RASULULLAH SAW KEPADA SITI AISYAH RA

Aisyah r.’a meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda “Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau.

Hendaklah engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingat wasiatku ini…”

Intisari wasiat Rasulullah s.a.w tersebut dirumuskan seperti berikut: Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahwa sebagian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka.

Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :

(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila ditimpa musibah

(b) Tidak memuji Allah Ta’ala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakan nikmat dan rahmat tidak bersyukur.

(c) Mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah

(d) Membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara Yang tidak bermanfaat.

Wahai, Aisyah, ketahuilah :

(a) Bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya maka amalannya akan digugurkan oleh Allah

(b) Bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.

(c) Bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya Pada hari kiamat.

(d) Bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suami-nya di tempat tidur atau menyusah-kan urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam neraka.

(e) Bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.

(f ) Bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan Isteri nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun;

(g) Bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk didepan neraka pada hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.

(h) Bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala berjuang fi sabilillah.

(i) Bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi pahala memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan anaknya.

(j) Bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, maka diumpamakan dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.
»»  READMORE...

ORANG MA'RIFAT.., KOK MENINGGALKAN SYARI'AT????

Aqidah Islam merupakan aqidah yang sangat jelas membedakan antara dua hal, yaitu dlahir dan batin. Maksudnya adalah antara syari’at (yang merupakan pintu yang harus dimasuki oleh semua orang) dan hakikat (yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang terpilih). Pemisahan kedua hal ini bukanlah pemisahan yang dipaksakan, tetapi lebih merupakan sesuatu yang sudah semestinya, karena kesiapan manusia itu berbeda-beda dan sebagian mereka ada yang lebih siap untuk mengetahui hakikat.

Kami sering menemui banyak orang yang mengumpamakan syari’at dan hakikat dengan kulit dan isinya atau dengan lingkaran dan titik pusatnya. Syari’at mencakup aspek i’tiqadi (keyakinan), hukum dan aspek sosial-kemasyarakatan, yang kesemuanya tidak bisa dipisahkan dari Islam itu sendiri. Syari’at adalah pintu pertama yang harus dimasuki oleh orang yang mau menempuh jalan tasawuf. Sedangkan hakikat pada dasarnya adalah pengetahuan atau ma’rifat semata. Namun demikian, anda harus mengetahui bahwa ma’rifat inilah yang membuat syari’at memiliki maknanya yang lebih mendalam. Hakikat memberi nilai tambah bagi eksistensi syari’at. Sebenarnya, hakikat – meskipun tidak disadari oleh kebanyakan orang mu’min – adalah “titik pusat”, jika kita umpamakan dengan titik tengah lingkaran.


Syari’at memerintahkan untuk melaksanakan ibadah, sedangkan hakikat mengajarkan tentang penyaksian rubbubiyyah. Syari’at tanpa didukung oleh hakikat tidak akan diterima, begitu juga hakikat tanpa syari’at tidak akan berhasil dicapai. Syari’at diturunkan untuk mengatur makhluk, sedangkan hakikat memberitahu tentang “perbuatan” Allah Swt. Dengan syari’at, engkau menyembah-Nya dan dengan hakikat, engkau menyaksikan-Nya. Syari’at adalah melaksanakan apa yang Allah Swt perintahkan, sedangkan hakikat menyaksikan apa yang oleh Allah Swt telah ditentukan, disembunyikan dan dinampakkan. Saya pernah mendengar Syiekh Abu ‘Ali al-Daqaq berkata: “Bahwa perkataan iyyaka na’budu adalah manifestasi dari syari’at, sedangkan perkataan iyyaka nasta’in sebagai perwujudan dari hakikat. Ketahuilah bahwa syari’at juga merupakan hakikat, karena syari’at wajib ditaati oleh hakikat. Hakikat juga merupakan syari’at, karena semua ma’rifat tentang-Nya diwajibkan dalam syari’at. Lihat al-Risalah al-Qusyairiyah.

Namun demikian, “batin” tidak hanya hakikat semata tetapi juga mencakup jalan yang bisa membawa kepada hakikat tersebut, yakni tarekat yang bisa mengantarkan seseorang dari syari’at menuju hakikat. Jika kita kembali pada gambar simbolis yang berupa lingkaran dan titik pusatnya, maka tarekat bisa diumpamakan dengan garis yang menghubungkan tepi lingkaran dan titik pusatnya. Semua titik yang ada pada tepi lingkaran adalah awal permulaan garis. Garis-garis ini, yang tidak terbatas jumlahnya, semuanya berakhir pada satu titik pusat yang sama. Itulah tarekat, yang bisa berbeda-beda sesuai dengan perbedaan manusia, sehingga ada yang mengatakan bahwa “Jalan-jalan menuju Allah Swt itu sebanyak nafas anak Adam”.

Meskipun jalan-jalan itu berbeda satu sama lain, tetapi tujuannya adalah sama, yakni satu titik yang sama, hakikat yang sama. Perbedaan-perbedaan yang ada pada titik permulaannya, satu persatu mulai hilang. Pada saat seorang salik sampai pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi, maka hilanglah sifat-sifat kehambaannya (eksistensi dirinya) – yang pada dasarnya bagaikan penjara bgi ruhaninya. Dia mengalami fana’ atau kehilangan eksistensi dirinya. Yang ada sekarang adalah sifat-sifat rabbani dalam dirinya.

Tarekat dan hakikat adalah dua hal yang menandai tasawuf. Tidak ada madzhab tertentu dalam tasawuf, karena hakikat itu bersifat mutlak. Begitu juga tidak ada aliran tertentu dalam tarekat, karena semua jalan itu menuju pada satu hakikat mutlak, yakni tauhid yang satu. Perlu dicatat, bahwa seorang sufi tidak mungkin mengaku bahwa dirinya seorang sufi, kecuali dia seorang yang bodoh. Dengan mengaku sebagai seorang sufi justeru semakin jelas bahwa dirinya pada hakikatnya adalah bukan seorang sufi. Ini adalah suatu rahasia antara seorang sufi yang sebenarnya dengan Tuhannya. Seseorang hanya diperbolehkan untuk mengaku sebagai seorang mutashawwif, yang merupakan sebutan umum bagi seorang salik pada tingkatan apapun. Sebutan sufi dalam pengertian yang hakiki tidak bisa dilekatkan pada seseorang kecuali ia telah sampai pada tingkatan yang tertinggi.

Mengenai asal usul kata (الصوفي) telah terjadi berbagai perbedaan pendapat. Masing-masing mengemukakan argumentasinya, tetapi tidak ada yang lebih baik antara yang satu dengan yang lainnya. Semuanya tidak bisa diterima. Sesungguhnya, kata (الصوفى) sebenarnya hanyalah sebutan simbolis saja. Jika kita ingin mengurai maknanya, maka sebaiknya kita berpegang pada “nilai bilangan” dari huruf-huruf penyusun kata tersebut. Yang jelas, bahwa nilai bilangan dari huruf-huruf pembentuk kata (الصوفى) sebanding dengan nilai bilangan dari huruf-huruf pembentuk kata (الحكيم الالهى). Oleh karena itu, seorang sufi sejati adalah seseorang yang telah sampai pada al-hikmah al-Ilahiyah (pengetahuan tertinggi tentang Tuhan). Dia lah yang al-‘arif billah (yang benar-benar mengetahui atau ma’rifat kepada Allah Swt), karena Allah Swt tidak bisa diketahui kecuali dengan al-hikmah al-Ilahiyah tersebut. Itulah pengetahuan tingkat tertinggi, ma’rifat hakiki atau pengetahuan sejati.

Dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa tasawuf bukanlah sesuatu yang “ditempelkan” pada agama Islam. Tasawuf bukanlah sesuatu yang berasal dari luar Islam. Sebaliknya, tasawuf adalah bagian paling substantif dari agama Islam. Islam tanpa tasawuf akan menjadi kurang maknanya, yakni kurang dalam hal ketinggiannya, karena tasawuf berbicara tentang “titik pusat”. Oleh karena itu, adalah keliru, jika ada yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari tradisi di luar Islam, seperti Yunani, India maupun Persia. Pendapat-pendapat tersebut bertentangan dengan istilah tasawuf itu sendiri yang memiliki keterkaitan erat dengan bahasa Arab. Jika ada persamaan antara tasawuf dengan sesuatu yang menyerupainya dalam budaya atau tradisi lain, maka itu adalah hal yang wajar, dan tidak perlu dianggap bahwa tasawuf “meminjam” unsur non Islam. Hal ini karena, selama hakikat itu bersifat tunggal, maka substansi semua aqidah adalah satu juga, meskipun berbeda bentuk luarnya.

Kita tidak perlu memberikan perhatian yang lebih untuk mendiskusikan asal-usul kata tasawuf, yang ternyata terus berlanjut di kalangan sejarawan tasawuf, khususnya tentang kapan kepastiannya kata tasawuf itu mulai ada. Kadangkala sesuatu itu telah ada sebelum ia memiliki nama atau sebutan yang khusus untuknya. Adakalanya sesuatu itu telah ada dengan nama yang lain dan adakalanya juga sesuatu itu tidak perlu untuk dinamai. Oleh karena itu, penjelasan yang benar persoalan tersebut adalah sebagai berikut;

Sesungguhnya sunnah telah memberikan petunjuk yang sangat jelas bahwa syari’at dan hakikat bersumber langsung pada ajaran Rasulullah Saw, dan pada kenyataannya, semua tarekat yang benar berpegang teguh pada silsilah (mata rantai) yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah Saw. Sesungguhnya tasawuf berasal dari Arab-Islam, sebagaimana dengan al-Qur’an – yang menjadi sumber langsung ajaran tasawuf – juga Arab-Islam. Jika tasawuf melandaskan ajaran-ajarannya pada al-Qur’an, maka bisa dipastikan bahwa tasawuf belum diketemukan sebelum al-Qur’an difahami, ditafsiri dan direnungkan. Dari al-Qur’an lah memancar sumber kebenaran atau hakikat yang pada kenyataannya adalah makna terdalam dri al-Qur’an itu sendiri. Pertama kali, al-Qur’an ditafsirkan dari tinjauan bahasa dan logika. Sedangkan tafsir al-Qur’an yang bersifat sufistik, yang merenungkan makna al-Qur’an secara mendalam dan komprehensip, membutukan waktu yang lama. Jika al-Qur’an adalah sumber syari’at dan hakikat, maka antara syari’at dan hakikat tidak ada pertentangan apapun. Bagaimana mungkin keduanya bisa bertentangan, sedangkan sumbernya adalah satu? Bagaimana terjadi pertentangan, sedangkan hakikat harus berdiri di atas syari’at?
»»  READMORE...

DZIKIR

Rasulullah saww bersabda, “Wahai Abu Dzarr! Berzikirlah kepada Allah dengan zikir khamilan!”, Abu Dzarr bertanya : “Apa itu khamilan?”
Sabda Rasul : “Khafi (dalam hati)” (Mizan al-Hikmah 3 : 435)
TAHAP pertama zikir adalah zikir lisan. Kemudian zikir kalbu yang cenderung diupayakan dan dipaksakan. Selanjutnya, zikir kalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan. Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam kalbu disertai sirnanya zikir itu sendiri. Inilah rahasia dari sabda Nabi saw : ” Siapa ingin bersenang – senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah”
TANDA bahwa sebuah zikir sampai pada sir (nurani yang terdalam yang menjadi tempat cahaya penyaksian) adalah ketika pelaku zikir dan objek zikirnya lenyap tersembunyi. Zikir Sir terwujud ketika seseorang telah terliputi dan tenggelam di dalamnya. Tandanya, apabila engkau meninggalkan zikir tersebut, ia takkan meninggalkanmu.
Zikir tersebut terbang masuk ke dalam dirimu untuk menyadarkanmu dari kondisi tidak sadar kepada kondisi hudhur (hadirnya kalbu). Salah satu tandanya, zikir itu akan menarik kepalamu dan seluruh organ tubuhmu sehingga seolah–olah tertarik oleh rantai. Indikasinya, zikir tersebut tak pernah padam dan cahayanya tak pernah redup.
Namun, engkau menyaksikan cahayanya selalu naik turun, sementara api yang ada di sekitarmu senantiasa bersih menyala. Zikir yang masuk ke dalam sir terwujud dalam bentuk diamnya si pelaku zikir seolah–olah lisannya tertusuk jarum. Atau, semua wajahnya adalah lisan yang sedang berzikir dengan cahaya yang mengalir darinya.
KETAHUILAH, setiap zikir yang disadari oleh kalbumu didengar oleh para malaikat penjaga. Sebab, perasaan mereka beserta perasaanmu. Di dalamnya ada sir sampai saat zikirmu sudah gaib dari perasaanmu karena engkau sudah sirna bersama Tuhan, zikirmu juga gaib dari perasaan mereka.
Kesimpulannya, berzikir dengan ungkapan kata–kata tanpa rasa hudhur (kehadiran hati) disebut zikir lisan, berzikir dengan merasakan kehadiran kalbu bersama Allah disebut zikir kalbu, sementara berzikir tanpa menyadari kehadiran segala sesuatu selain Allah disebut Zikir Sir. Itulah yang disebut dengan Zikir Khafiy.
Allah SWT berfirman: “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205)
REZEKI lahiriah terwujud dengan gerakan badan, rezeki batiniah terwujud dengan gerakan kalbu, rezeki sir terwujud dengan diam, sementara rezeki akal terwujud dengan fana dari diam sehingga seorang hamba tinggal dengan tenang untuk Allah dan bersama Allah.
Nutrisi dan makanan bukanlah konsumsi rohani, melainkan komsumsi badan. Adapun yang menjadi konsumsi rohani dan kalbu adalah mengingat Allah Zat Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.
Allah SWT berfirman, “Orang–orang beriman dan kalbu mereka tenteram dengan mengingat (zikir kepada) Allah.”
Semua makhluk yang mendengarmu sebenarnya juga ikut berzikir bersamamu. Sebab, engkau berzikir dengan lisanmu, lalu dengan kalbumu, kemudian dengan nafs–mu , kemudian dengan rohmu, selanjutnya dengan akalmu, dan setelah itu dengan sirmu.
Bila engkau berzikir dengan lisan, pada saat yang sama semua benda mati akan berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan kalbu, pada saat yang sama alam beserta isinya ikut berzikir bersama kalbumu. Bila engkau berzikir dengan nafs–mu, pada saat yang sama seluruh langit beserta isinya juga turut berzikir bersamamu.
Bila engkau berzikir dengan rohmu, pada saat yang sama singgasana Allah (‘Arsy) beserta seluruh isinya ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan akalmu, para malaikat pembawa Arsy dan roh orang–orang yang memiliki kedekatan dengan Allah juga ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan sirmu, Arsy beserta seluruh isinya turut berzikir hingga zikir tersebut bersambung dengan zat–Nya.
Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : “Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorangkecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri” 58]
DI DALAM riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits)
Bila sang hamba mampu melanggengkan Zikir Khafi serta meyakini bahwa semua Alam Lahir dan Alam Batin merupakan pengejewantahan dari nama-nama-Nya maka ia akan merasakan kehadiran-Nya di semua tempat dan merasakan pengawasan-Nya dan jutaan nikmat-nikmat-Nya.
Perasaan akan kehadiran-Nya ini akan mencegah sang hamba dari berbuat dosa dan maksiat. Jika di hadapan anak yang sudah akil baligh saja manusia malu untuk berbuat dosa dan membuka auratnya, maka bagaimana ia tidak malu untuk membuka auratnya dihadapan Sang Khaliq?
Mengapa kita tidak merasa sungkan dan malu berbuat hal-hal yang tidak layak di hadapan Sang Khaliq? Itu karena keyakinan kita atas kehadiran-Nya di setiap eksistensi tidak sebagaimana keyakinan kita ketika kita melihat kehadiran sang anak yang akil baligh tersebut.
Apabila kita ingin mencapai keyakinan seperti ini kita mesti mempersiapkan latihan-latihan untuk melaksanakan Zikir Khafi sampai pada suatu tahapan di mana hati kita berzikir secara otomatis seperti gerak detak jantung dan tarikan-tarikan nafas kita (yang tidak kita kendalikan)

Imam Ali Zainal ‘Abidin as di dalam do’anya :
Ilahi, Ilhamkanlah kepada kami Zikir kepada-Mu
di kesendirian maupun di keramaian,
di malam hari maupun di siang hari,
secara terang-terangan, maupun secara rahasia (sembunyi),
di saat gembira maupun di saat kesusahan,
jadikanlah hati kami menjadi senang dengan berzikir al-khafi “
(Bihar al-Anwar 94 : 151)
»»  READMORE...

FIRMAN ALLAH

Tuhanku berkata:Apabila Aku mencintai hamba-Ku, Aku akan menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang dia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Dan Aku tidak pernah ragu melakukan sesuatu selain daripada mencabut nyawa seorang mukmin yang enggan mati. Sungguh Aku tidak rela untuk menyakitinya."
»»  READMORE...

POP SONG REALIGI

»»  READMORE...

hafidz qur'an

»»  READMORE...

USTADZ MUHAMMAD BUDIONO AL AMIN

»»  READMORE...

PROPOSAL BANTUAN

DASAR PEMIKIRAN

Assalamu’alaikum Wr Wb

Tatkala keinginan tulus terbesit  di qolbu seorang Hamba, niscaya Allah akan menunjukan jalanNya. Berangkat dari keinginan dan keprihatinan seorang Hamba Allah terhadap sekelompok anak bangsa yang beragama Muslim di Indonesia, khususnya di kota Medan – Deli Serdang dan sekitarnya, yaitu anak – anak jalanan, anak yatim, miskin, anak – anak putus sekolah, maka kami yang bersimpati sangat menginginkan untuk membina dan mendidik mereka dan berinisiatif MENGETUK PINTU HATI para kaum Muslimin dan Muslimat dimana saja berada untuk juga turut serta bersama memberikan Partisipasi dengan sentuhan Kasih Sayang seraya menuntai Tali Silahturahim agar Perjuangan Hamba Allah ini dapat mencapai puncaknya meraih cita – cita dan Ridho Allah Swt. Sama – sama kita ketahui bahwa di kota Medan sebagai kota yang Realigi dan dihuni oleh penduduk yang Mayoritas Muslim.

Sangat minim kita perhatikan Pembinaan dan Pendidikan bagi mereka yang Yatim, Miskin, anak jalanan dll yang beragama Islam. Hasil Investigasi yang kami lakukan menunjukan sebagian besar anak yatim, miskin anak jalanan di Indonesia khusunya Kota Medan dan sekitarnya tidak mendapatkan Pendidikan yang layak.

Ironisnya, ada sebagian dari mereka yang rela menggadaikan Aqidahnya demi mendapatkan Pendidikan. Bedasarkan hal inilah kami dari Pengurus Yayasan Pendidikan As – Syahidah Tauhid Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, kami ingin menampung untuk mendidik dan membina mereka yang dimaksudkan sebagai symbol kepedulian kami dan penyambung ikatan perjuangan kepada anak – anak bangsa.

Untuk itu kami dari Pengurus Yayasan Pendidikan As – Syahidah Tauhid sangat memohon kepada Bapak / Ibu / Sdra / Sdari dapat kiranya membantu kami memberikan sebagian REZIKINYA berupa SEDEKAH, INFAQ, baik berbentuk UANG maupun MATERIAL untuk mendirikan PONDOK PESANTREN/RUMAH SINGGAH/RUMAH TAHFIDZ (taksasi biaya terlampir).

Semoga dengan hadirnya PONPES/RUMAH SINGGAH/RUMAH TAHFIDZ ini dapat membantu anak – anak kita sebagai harapan Agama dan Bangsa. Salam hangat dan seperjuangan dari kejauhan kami sampaikan kepada Bapak / Ibu / Sdra / Sdri.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

 

Q. S. ALI IMRAN : 104 :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang – orang yang beruntung”.
 

H. R. ABU DAWUD dan TIRMIDZI :

“Barang siapa menuntut ilmu niscaya Allah akan memudakan jalan kesurga baginya. Sesungguhnya para Malaikat mengembangkan sayap – sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu karena meridhoi pekerjaannya. Sungguh orang yang mengajarkan kebaikan senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh seluruh penghuni langit dan bumi, hinggah ikan didalam air. Keunggulan ahli ilmu disbanding ahli ibadah (tanpa ilmu) seperti keunggulan (cahaya) bulan di atas (cahaya) seluruh bintang. Para ahli ilmu adalah pewaris para Nabi. Para Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham. Akan tetapi para Nabi hanya mewariskan ilmu. Karena itu, barangsiapa yang mendapatkan ilmu, berarti ia telah mendapatkan keberuntungan yan teramat besar”.

Q. S. 47 AYAT 7 :

“Wahai orang – orang yang beriman jika kamu menolong Agama Allah, niscaya Dia menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu.”
 
HADITS QUDSI, HR. AD-DARUQTHI dari ABU HURAIROH RA :
 
“Wahai anak Adam, nafkakanlah hartamu pada jalan Allah pasti akan Aku beri nafkah kepadamu. Sesungguhnya tangan (kekayaannya) penuh berlimpah ruah tidak akan disusutkan sedikitpun oleh sesuatu pemberian siang dan malam.”

HADITS QUDSI, HR. AL BAIHAQI dari AL HASAN RA. :

“Wahai anak Adam ! Habiskanlah harta simpananmu pada jalanKU dan tidak khawatir kebakaran, kebanjiran atau kecurian, niscaya akan KUberikan gantinya dikala engkau butuh kepadanya”.
 
Q. S. 107 AYAT 1-7
 
“Tahukah engkau orang yang mendustakan Agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakahlah bagi orang – orang yang sholat, (yaitu) orang – orang yang lalai dalam sholatnya, orang – orang yang berbuat riya’ dan enggan menolong dengan barang berguna.”

 

 

 
==============================
 

 

LATAR BELAKANG

Pendirian Pesantren / Rumah singgah  ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, di antaranya :
 
1.      Banyaknya anjuran untuk melaksanakan dan mengajarkan berbagai macam kebajikan.
2.      Minimnya Lembaga Pendidikan yang memprioritaskan ilmu – ilmu Agama.
3.      Minimnya perhatian terhadap generasi muda kaum Muslimin dalam membekali mereka dengan Ilmu, semangat atau Ruh Keimanan dan Amal Sholeh.
4.      Meningkatnya kecendrungan terhadap ilmu – ilmu Sains dan Teknologi atau ilmu – ilmu umum lainnya dengan mengabaikan ilmu – ilmu Agama.
5.      Semakin meningkatnya kenakalan dikalangan Remaja kaum Muslimin dan dekadensi Moral yang memicu kea rah tindak criminal, amoral dan sebagainya.
6.      Banyaknya anak – anak yang putus sekolah akibat perekonomian, tidak adanya orang tua dan lain – lain.
7.      Banyaknya permintaan masyarakat Muslimin untuk membangun Sarana Pendidikan dan Penampungan anak – anak Yatim, Miskin, anak jalanan, dll.

 
T U J U A N
 
Didirikan Pondok Pesantren / Rumah Singgah / Rumah Tahfidz ini dengan tujuan – tujuan sebagai berikut :

1.      Ikut berpartisipasi melaksanakan Program Pemerintah dalam memberantas kebodohan dan penyakit social lainnya melalui pembinaan Rohani Keislaman.
2.      Mengarahkan generasi muda kehabitat mereka sebagai anak – anak bangsa yang memiliki peradaban tinggi yang sesuai dengan ajaran Islam.
3.      Membimbing kaum Muslimin menuju pemahaman  dan pengamalan Islam yang tepat dalam berbagai sendi kehidupan.
4.      Mempersiapkan kader – kader pilihan yang berilmu, beriman, beramal sholeh, bertaqwa dan berwawasan yang siap memperjuangkan, membela, mempertahankan, mengajarkan dan menegakkan kebenaran Islam didalam kehidupan rumah tangga dan masyarakat.
5.      Menciptakan kondisi masyarakat yang Islami dimasa mendatang, yang Ridho dan di Ridhoi Allah Swt.
6.      Mengkader da’I – da’I yang memiliki kemampuan pengusaan Ilmu alat dalam ilmu keIslaman serta kristologi yang memadai untuk diterjunkan kedaerah – daerah minoritas Islam.
7.      Mengangkat martabat dan derajat bagi anak – anak yatim, dhu’afa, anak – anak jalanan dan anak – anak yang putus sekolah.
8.      Sebagai rasa kepedulian kepada anak – anak yang tidak mampu dan tidak berorang tua.
9.      Sebagai wadah pusat da’wa Islamiyah.
10.  Sebagai wadah kaderisasi Remaja – Remaja Masjid dan anak – anak muda muslimin sampai orang tua.
 

TARGET YANG DICAPAI

Melalui rancangan kurikulum yang direncanakan serta ditunjang oleh sarana yang memadai dan kwalitas tenaga pembimbing yang kompetensi dan dedikasinya sangat tinggi dalam bidang pengajaran diharapkan akan tercapai target – target selama masa pendidikan lebih kurang 4 (empat) tahun sebagai berikut :

1.      Para Santri mampu membaca Arab Gundul melalui penguasaan kaidah – kaidah Ilmu Bahasa Arab secara baik, seperti ; Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof, Ilmu Bayan dan Ilmu Balagho.
2.      Para Santri mampu berdialog dengan menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
3.      Para Santri mengusai kaidah – kaidah Ushul Fiqih secara baik.
4.      Para Santri menguasai dasar kaidah Ilmu Mustholah Hadits secara baik.
5.      Para Santri mengusai kaidah – kaidah Ushul Ilmu Tafsir Al Qur’an secara baik.
6.      Para Santri mengusai Ilmu dasar penggunaan Computer dan Internet.
7.      Para Santri mengusai kristologi secara memadai
8.      Para Santri mampu mandiri dalam melaksanakan kewajiban sebagai seorang Da’I dan dalam melaksanakan kewajiban hidup
9.      Para Santri mampu menghafal minimal 15 juz al qur’an.
10.  Para Santri mampu melaksanakan ketrampilan – ketrampilan yang sudah diajarkan, seperi ; menjahit, bercocok tanam, dll.
 

TENAGA PEMBIMBING

Tenaga Pembimbing adalah mereka yang memiliki latar belakang Pendidikan Ilmu Keislaman dari berbagai Lembaga Pendidikan dalam dan  luar Negeri seperti ; Pondok Pesantren di Jawa dan Sumatera, LIPIA Jakarta, LPBA Al Manar Jakarta, IAIN, UMSU, UISU, dan Universitas Islam Timur Tengah dan lain – lain. Memiliki kapasitas Ilmu – Ilmu Islam yang memadai, berdedikasi tinggi dan berkompeten dalam bidang Pengajaran dan Da’wa Islam.

 
PESERTA DIDIK
 
Peserta Didik berasal dari berbagai lapisan dan kalangan. Khususnya anak – anak yatim, dhu’afa, anak jalanan dan lain – lain.

 
PROGRAM BEA SISWA
 
Pesantren ini menyediakan paket program bea siswa bagi 10 orang peserta didik setiap tahun berasal dari daerah minoritas Muslim dengan syarat dan ketentuan khusus. Dan penanggulangan biayanya melalui pengadaan  bapak angkat atau melalui penganggaran dana pesantren bila telah memiliki usaha mandiri.

 
NAMA PONDOK PESANTREN / RUMAH SINGGAH
 
Pesantren ini diberi nama : PONDOK PESANTREN / RUMAH SINGGAH / RUMAH TAHFIDZ YAYASAN AS - SYAHIDAH  TAUHID

 

BADAN HUKUM

Pondok Pesantren / Rumah Singgah dibawah YAYASAN AS – SYAHIDAH TAUHID, telah di rekomendasikan oleh KUA Percut Sei Tuan, Depaq Deli Serdang, ber Akte Notaris No. 25 Tanggal 30 Juli 2008, Nida Husnah , SH.

 

 
STRUKTUR KEPENGURUSAN  YAYASAN
 
Ketua Yayasan             : USTADZ MUHAMMAD BUDIONO AL AMIN
                                      
Sekretaris                     : JUMALI

Bendahara                    : SUNARSEH

Pendiri Yayasan            : 1. USTADZ MUHAMMAD BUDIONO AL AMIN, M.Ph
                                      2. JUMALI
                                   
        
SIFAT DAN STATUS
 
Pesantren ini bersifat Independent untuk kepentingan Kaum Muslimin secara umum dan berstatus Formal, Informal dan Non Formal.

 
DANA OPERASIONAL PESANTREN
 
Dana operasional Pesantren bersumber dari :
 
1.      Donatur tetap atau tidak tetap dari kaum Muslimin.
2.      Sumbangan Bulanan dari Santri yang Ekonominya menengah ke atas, artinya santri yang berstatus yatim, miskin tidak dikenakan biaya bulanan.
3.      Badan usaha yang dikelola oleh Yayasan atau Pesantren dengan modal sendiri atau bekerjasama dengan pemilik modal dengan system bagi hasil.
4.      Pengurus dan Pendiri Yayasan
5.      Instansi Pemerintah
6.      Para simpatisan.
7.      Dan lain – lain

 
SARANA PENUNJANG
 
Untuk merealisasikan program ini dibutuhkan sarana – sarana penunjang sebagai berikut :

-         Areal tanah seluas 5000 m2 , (sementara saat ini seluas 800m2).
 
-         1 buah mesjid seluas 15 x 20 m = 300 m2

-         50 unit pondok sederhana, untuk tidur santri, @ 4 x 4 meter
 
-         1 unit pendopo sederhana untuk pengajian, 7 x 14 meter

-         6 unit ruang kelas, @ 7 x 7 meter

-         1 unit laboratorium bahasa, 7 x 7 meter

-         6 unit pondok sederhana untuk pengajar yang dari luar kota dan luar negeri,
 
       @ 4 x 4 meter
 
-         1 unit ruang laboratorium computer, 7 x 7 meter
 
-         1 unit ruang pertemuan, 7 x 7 meter
-         1 unit ruang dapur, 5 x 5 meter

-         1 unit ruang makan, 7 x 7 meter

-         2 unit ruang belajar, @ 7 x 7 meter

-         1 unit perpustakaan, 10 x 10 meter

-         20 unit computer

-         1 unit kantor guru, 7 x 7 meter

-         1 unit kantor Pimpinan Pesantren, 4 x 4 meter

-         1 unit kantor Pengurus Yayasan, 6 x 6 meter

-         4 unit kamar mandi, @ 4 x 4 meter

-         10 unit WC, @ 2 x 3 meter

 

 

SEKRETARIATAN

Kegiatan Pembangunan Pondok Pesantren / Rumah Singgah ini berkantor  di Yayasan As – Syahidah Tauhid, Jl. Trimurti Pasar 6 Dusun V Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia.

 
TAKSASI BIAYA PEMBANGUNAN PONDOK PESANTREN / RUMAH SINGGAH / RUMAH TAHFIDZ

Taksasi biaya untuk Pembangunan Pondok Pesantren / Rumah Singgah / Rumah Tahfidz ini di perkirakan mencapai : Rp 883.000.000 ( Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Rupiah ).
 

 
REKENING BANTUAN
 
Bantuan dapat disampaikan langsung kepada Pengurus Yayasan As – Syahidah Tauhid atau akan di jemput ketempat dan juga dapat ditransfer dananya ke Rekening Bank BRI Cabang 1092 KCP TEMBUNG No. Rek. 1092 – 01 – 001112 – 50 - 7                                           , dengan mencantumkan alamat donator dengan jelas atau nomor kontak yang bisa di hubungi. Pengurus Yayasan akan memberikan Kwitansi, Piagam, dan sebuah buku bacaan sebagai kenangan – kenangan dari Pengurus Yayasan.

 
LAMPIRAN - LAMPIRAN
 
1.      Akte Notaris Pendirian Yayasan As – Syahidah Tauhid
2.      Foto Copy Surat Rekomendasi Depag Kabupaten Deli Serdang
3.      Peta lokasi Pembangunan Pondok Pesantren / Rumah Singgah
4.      Gambar Rencana Bangunan
5.      Dan lain – lain yang di anggap perlu
 
PENUTUP
 
Demikianlah Proposal ini kami sampaikan kepada saudara – saudaraku dimana saja berada. Semoga kiranya Allah memberi Petunjuk, Taufik dan HidayahNya serta memberi pertolongan dan kemudahan bagi terealisasinya rencana ini. Hanya kepada Allah Swt kami berharap dan berserah diri. Amiin.

 
WASSALAMUA’ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUHU
»»  READMORE...